Resesi 2023
Pada 2023 diperkirakan akan terjadi resesi ekonomi global. Menghadapi ketidakpastian dalam pertumbuhan ekonomi, usaha mikro, kecil dan menengah (UKM) dapat menjadi penyelamat jika kehadirannya dapat dimaksimalkan.
Diumumkan di situs Otoritas Keuangan bahwa, secara umum, resesi ekonomi dapat diartikan sebagai situasi di mana perekonomian negara tersebut menurun selama dua kuartal berturut-turut berdasarkan produk domestik bruto (PDB), pengangguran, dan pertumbuhan ekonomi negatif.
Dikutip CNBC Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Drawati SE MSc PhD telah berulang kali menjelaskan bahwa kondisi ekonomi global tidak berjalan dengan baik. Hal ini tercermin dari ancaman resesi ekonomi yang menjadi momok menakutkan bagi seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia.
Pertanyaan besar yang kemudian menghantui masyarakat Indonesia adalah apakah Indonesia mampu bertahan dan tidak jatuh ke dalam resesi pada tahun 2023? Pengalaman menunjukkan bahwa di masa-masa sulit sebelumnya, seperti krisis 1998 dan pandemi Covid-19, UKM menjadi garda terdepan, mampu bertahan dan menjadi solusi permasalahan keuangan.
Menurut Kementerian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (KUKM), ada 64,2 juta UKM pada 2018, atau 99,99 persen dari total jumlah jumlah pengusaha di Indonesia. UKM di dominasi oleh pelaku usaha mikro dengan pangsa 98,68 persen dan daya serap tenaga kerja sekitar 89 persen. Pada saat yang sama, pangsa usaha mikro dalam PDB hanya sekitar 37,8 persen.
Peran UMKM
Berdasarkan informasi di atas, Indonesia berpotensi menjadi basis ekonomi yang kuat bagi negara karena jumlah UKM, terutama usaha mikro, sangat besar dan penyerapan tenaga kerja sangat tinggi. Setiap tahun, industri ini mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia dengan persentase yang besar.
Dengan bertambahnya jumlah UKM setiap tahun, jumlah pengangguran juga berkurang secara tidak langsung. Poin tambahan untuk MIME adalah ketergantungan mereka pada nilai dolar yang kecil.
Dengan demikian, fluktuasi nilai dolar di dunia tidak banyak berpengaruh terhadap pergerakan UKM di Indonesia. Inilah alasan utama mengapa UKM menjadi solusi dalam kondisi ekonomi yang berbeda.
Kesadaran akan pentingnya UKM dalam keberlanjutan ekonomi Indonesia harus dimasukkan ke dalam kebijakan dan peraturan pemerintah untuk membimbing dan memperkuat peran UKM agar dapat tumbuh dan berkembang.
Dalam konteks ini, pemerintah juga harus bekerja sama dengan perbankan, swasta, dan badan usaha milik negara, sehingga semua pihak ini dapat menciptakan sistem permodalan yang mudah diakses oleh para pengusaha UKM.
Dapat disimpulkan bahwa UKM yang dimulai dari unit-unit kecil pasti akan menjadi motor penggerak perekonomian yang relatif kuat. Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, UKM merupakan cabang ekonomi yang relatif kuat bertahan di masa kritis.
Pada tahun 2023, ekonomi global berada di ambang kegelapan. Menurut Malpass, pembuat kebijakan harus mengalihkan fokus mereka dari pengurangan konsumsi ke peningkatan produksi, yang membutuhkan investasi tambahan dan peningkatan produktivitas.
Pertumbuhan ekonomi global telah melambat tajam dan kemungkinan perlambatan tetap mungkin terjadi karena lebih banyak negara jatuh ke dalam resesi. Saya sangat prihatin dengan kelanjutan tren ini, yang akan memiliki konsekuensi jangka panjang yang menghancurkan bagi orang-orang di pasar negara berkembang dan ekonomi berkembang.
Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Kasan Mukhuri menjelaskan, berlanjutnya kondisi Indonesia yang baik juga tidak terlepas dari dampak konsumsi domestik dalam perekonomian untuk mendorong pertumbuhan ekonomi negara.
Konsumsi rumah tangga terus memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan tentu saja mempengaruhi bisnis internal, termasuk bisnis sosial dan ritel. Selain itu, Eddy Satria memprediksi untuk koperasi usaha mikro dan UMKM tenaga ahli produktivitas dan daya saing, usaha kecil dan menengah (MEME) merupakan upaya yang dapat menyelamatkan Indonesia dari bayang-bayang resesi ekonomi pada tahun 2023.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan tulang punggung perekonomian nasional, yang misinya mengentaskan masalah kemiskinan, dan pengembangannya dapat memperluas basis ekonomi dan berkontribusi secara signifikan dalam meningkatkan kelangsungan ekonomi daerah dan perekonomian nasional.
Sektor ini berperan sangat penting dalam mengurangi pengangguran, kemiskinan, memajukan kesejahteraan dan membentuk karakter bangsa. Juga dipandang memiliki potensi besar untuk menggerakkan perekonomian masyarakat dan menciptakan basis bagi kesejahteraan sebagian orang.
Tercatat bahwa UKM juga berperan dalam menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat, berkontribusi pada pengurangan kemiskinan dan pengangguran. Meski berperan penting, banyak pelaku UMKM yang masih belum mampu mengelola usahanya secara optimal sehingga kalah bersaing dengan produk lain.
Hal ini dikarenakan sebagian besar UMKM masih terlalu fokus pada proses bisnis tradisional dan mengabaikan aspek branding produknya. Selain itu, mereka juga tidak mengikuti tren digital marketing yang lebih efisien dan efektif.
UKM harus mengikuti perkembangan teknologi untuk memperluas pemasaran produk sehingga menciptakan peluang besar dan mendorong pertumbuhan industri dalam negeri. Beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mengembangkan UKM agar dapat bertahan dari resesi dan internasionalisasi adalah pelatihan merek dan digitalisasi bisnis.
Pelatihan Merek Branding Penting Dalam Bisnis
Sebuah merek membuat suatu produk menjadi unik dan menarik di mata konsumen. Cara mudah untuk membuat brand adalah melalui logo dan desain kemasan. Logo dan kemasan harus semenarik mungkin agar konsumen tertarik dengan produk kita.
Di sisi lain, pemilihan logo juga harus simpel dan elegan agar konsumen mudah mengingatnya. Misalnya, Digitalisasi Bisnis Indomie dengan logo dan kemasan yang khas Digitalisasi UMKM merupakan transisi dari sistem tradisional ke digital. Hal ini untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses dan operasi bisnis UMKM.
Digitalisasi UMKM memaksa para pelaku UMKM untuk mengubah manajemen bisnis dari praktik tradisional menjadi modern. Digitalisasi UMKM bukan hanya tentang menggunakan teknologi untuk menjual produk. Selain itu, berkat digitalisasi UKM, UKM dapat mengelola keuangannya, mengontrol arus kas perusahaan, dan memperoleh bahan baku secara online.
Dengan demikian, digitalisasi memainkan peran penting dalam keseluruhan fungsi proses bisnis UMKM. Berbagai platform yang dapat digunakan untuk membantu penjualan dan pengelolaan keuangan adalah: Dana, Shopee, Tokopedia, Gojek, Bukukas, dll. Program ini memberikan akses layanan yang mudah dan cepat untuk memudahkan para pelaku UMKM dalam mengelola usahanya.
Dengan digitalisasi, dapat mendorong usaha kecil dan menengah yang sebelumnya hanya menjual di rumah saja. Sekarang memiliki akses ke semua kalangan di seluruh Indonesia. Hal ini juga dapat mendorong UKM untuk menginternasionalisasi untuk bersaing dengan produk luar negeri.
Menurut penulis, pengurus sebagai pengambil keputusan juga harus berpartisipasi dalam pengembangan UKM tersebut. Adanya program yang dilaksanakan oleh BRI dan Dana merupakan salah satu upaya pemerintah dan swasta untuk mendukung pengembangan pelaku UMKM.
Jika program ini berlanjut, Indonesia akan jauh lebih aman selama krisis ekonomi di masa depan. Karena produktivitas dan konsumsi domestik tetap tinggi. Untuk menghadapi berbagai kemungkinan yang akan terjadi di tahun 2023 nanti, sistem pembayaran digital memang sangat perlu dipahami dan tingkatkan. Sistem pembayaran digital adalah sistem keuangan yang dapat memfasilitasi pembayaran di era teknologi. Hal ini karena lebih cepat dan mudah digunakan, seperti QRIS.
Unduh QRIS ke ponsel Anda sekarang dan nikmati transaksi digital dengan QRIS. Jadi pastikan Anda sudah daftar QRIS kepada penyedia yang resmi dan terpercaya, salah satunya layanan daftar QRIS gratis dari SooltanPay!
One Response