Project S TikTok: Social Commerce yang Jadi Sorotan Pemerintah

Project S Tiktok menyita perhatian pemerintah karena social commerce ini dapat memberikan dampak buruk pada UMKM. TikTok sebagai aplikasi berbagi video pendek yang populer saat ini tidak hanya menjadi tempat untuk mengekspresikan kreativitas, tetapi juga platform untuk berbelanja online. Dengan fitur Trendy Beat, TikTok memungkinkan pengguna untuk melihat dan membeli produk-produk yang sedang viral di media sosial, seperti makeup, baju, sepatu. Ini adalah bagian dari Project S, inisiatif dari ByteDance (induk perusahaan TikTok) untuk menjual produk-produk buatannya sendiri melalui aplikasi tersebut.

Project S TikTok: Social Commerce yang Jadi Sorotan Pemerintah

Sumber: Image by cottonbro studio on pexels

Apa itu Project S TikTok?

Project S adalah sebuah platform social commerce yang diluncurkan oleh ByteDance pada Juni 2023 di pasar Inggris. Platform ini berbeda dengan TikTok Shop, yang merupakan fitur belanja online di mana para pedagang dapat memamerkan dan menjual produk mereka di TikTok. Dengan Project S, ByteDance langsung menjual produk-produknya sendiri kepada pengguna TikTok, tanpa melibatkan pihak ketiga. Model bisnis ini mirip dengan cara Amazon membuat dan mempromosikan rangkaian produk terlarisnya sendiri.

Menurut laporan Financial Times, Project S dipimpin oleh Bob Kang, kepala e-commerce ByteDance, yang ingin menyaingi pesaing seperti Shein dan Amazon. ByteDance juga dikabarkan telah merekrut sejumlah karyawan dari Shein, raksasa fashion online asal China, untuk mendukung proyek ini. ByteDance dapat memanfaatkan algoritma TikTok yang dapat mengenali tren pengguna untuk memproduksi barang yang diminati oleh pasar.

Mengapa Project S TikTok Menjadi Sorotan Pemerintah?

Dampaknya terhadap UMKM di Indonesia

Akan ada dampak terhadap Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia, yang merupakan tulang punggung ekonomi nasional. Menteri Menkop UKM Teten Masduki menyampaikan kekhawatiran bahwa Project S dapat mematikan jutaan UMKM di Indonesia. Karena produk-produk yang ditawarkan oleh TikTok berasal dari China dan dijual dengan harga murah.

Teten juga mengatakan bahwa mencurigai Project S cara bagi TikTok untuk mengoleksi data produk terlaris di Indonesia. Nantinya produk tersebut diproduksi kembali di China dan dijual kembali ke Indonesia melalui aplikasi TikTok. Hal ini dapat mengancam kedaulatan data dan ekonomi Indonesia. Teten menegaskan bahwa pemerintah tidak anti produk China atau produk luar negeri lainnya. Namun harus ada mekanisme impor yang sesuai  aturan, termasuk izin edar dari BPOM, SNI, dan sertifikasi halal.

Regulasi perpajakan

Peneliti (INDEF) Nailul Huda mengatakan bahwa pemerintah harus membuat regulasi yang adil bagi semua pelaku industri e-commerce, termasuk social commerce seperti TikTok Shop. Jangan sampai transaksi melalui platform e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak, Lazada, dan Blibli dikenakan pajak, sementara transaksi melalui social commerce seperti TikTok Shop justru bebas pajak.

Nailul menambahkan bahwa selama ini transaksi melalui social commerce terkesan “cari aman” karena belum adanya regulasi yang mengatur pungutan pajak secara menyeluruh. Padahal, social commerce sering dijadikan pengganti platform jual beli oleh banyak pelaku usaha. Oleh karena itu, pemerintah harus memastikan bahwa e-commerce dan social commerce diperlakukan di level field yang sama dalam hal perpajakan.

Bagaimana Prospek Project S TikTok di Masa Depan?

Project S TikTok merupakan salah satu bentuk dari social commerce, yaitu pembelian dan penjualan barang atau jasa langsung di dalam platform media sosial. Social commerce merupakan tren yang sedang berkembang di dunia, terutama di Asia. Karena memanfaatkan kekuatan komunitas, rekomendasi, dan interaksi sosial dalam proses belanja online

Indonesia merupakan salah satu pasar potensial untuk social commerce, karena memiliki jumlah pengguna media sosial yang besar dan aktif. Menurut data We Are Social dan Hootsuite, Indonesia memiliki 167 juta pengguna media sosial aktif pada Januari 2023.

Project S TikTok memiliki peluang berkembang di Indonesia, asalkan mengutamakan konsumen lokal dan mengikuti regulasi di Indonesia. Project S TikTok juga harus bersaing dengan platform e-commerce dan social commerce lainnya seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak, Lazada, Blibli, Instagram Shop, Facebook Shop, dan lain-lain.

Namun teman-teman tidak perlu khawatir, karena masih ada aplikasi yang memberikan keuntungan kepada UMKM, informasi selengkapnya dapat dilihat disini!

Miliki Metode QRIS untuk semua pembayaran

Ingin Bisnis Makin Laris
Dengan Pembayaran QRIS?

Share :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More Post

Tips Mengelola Keuanngan UMKM - Buat Qris
Keuangan

Tips Efektif Mengelola Keuangan UMKM

Bagaimana Mengelola Keuangan? Mengelola keuangan bisa menjadi tantangan bagi setiap pemilik usaha kecil atau UMKM. Jika kamu tidak memiliki banyak pengalaman dalam mengelola keuangan bisnis,

Read More »

Menuju Cashless Society, Apa Itu?

Dengan kondisi pandemi yang masih berlangsung secara global, masyarakat dituntut untuk beradaptasi dengan gaya hidup baru. Gaya hidup baru ini menyesuaikan dengan teknologi digital yang

Read More »