Merek dagang seperti McDonald, Pizza Hut, Mixue, Subway hingga Starbucks tentunya sudah tidak asing dan kerap kita jumpai di setiap sudut kota. Menurut PT Reksonal Food (RNF), tercatat sebanyak 268 lisensi McDonald tersebar di seluruh Indonesia. Bahkan, outlet-outlet tersebut sudah tersebar hingga penjuru dunia juga loh!
Wah, keren ya! Kok bisa?
(Sumber : Franchise)
Dalam dunia bisnis, istilah business model merupakan model dasar yang menjelaskan bagaimana sebuah bisnis dapat menghasilkan keuntungan. Franchise dan kemitraan termasuk ke dalam jenis bisnis model yang banyak diterapkan oleh para pebisnis di Indonesia. Banyak orang yang berasumsi bahwa keduanya merupakan hal yang sama. Padahal keduanya memiliki perbedaan yang cukup fundamental.
Apa perbedaan keduanya?
1. Franchise
Franchise atau biasa dikenal dengan waralaba merupakan salah satu model bisnis yang populer. Pada dasarnya pemberi waralaba (franchisor) menawarkan sebuah konsep dan cetak biru dari sebuah perusahaan besar yang bisa dibeli dan dijalankan oleh penerima waralaba (franchisee) untuk menggunakan hak intelektual dari nama, merek dagang, dan sistem operasi usahanya. Sehingga ketika penerima waralaba memulai bisnis, ia tidak perlu membangun bisnis sendiri dari awal. Sebagai timbal baliknya, penerima waralaba diharuskan untuk membayar franchise fee dan royalti fee.
(Sumber : DetikInet)
Modal yang diperlukan untuk bisnis ini termasuk relatif sesuai dengan jenis waralaba yang dipilih. Contoh merek waralaba terkenal yakni Starbucks, McDonald, Alfamart, Mixue, HAUS! Indonesia. Es Teh, Chatime, dan masih banyak lagi.
Adapun beberapa kelebihan franchise yang bisa kamu pertimbangkan sebagai opsi bisnis:
- Manajemen yang sudah matang
- Dukungan dari Franchisor
- Brand sudah terkenal
Namun, tentunya dibalik kelebihan terdapat kekurangan dari franchise sebagai berikut:
- Terjebak trend pasar
- Keuntungan yang dibagi-bagi
- Kendali penuh ada pada Franchisor
2. Kemitraan
Selain franchise, ada pun kemitraan. Bisnis kemitraan merupakan kolaborasi antara dua perusahaan/dua pihak atau lebih dalam mengelola dan mengoperasikan bisnis untuk mencapai suatu tujuan. Secara umum, kemitraan bekerja dengan cara yang berbeda-beda bergantung pada jenis kerja sama yang dijalan. Ada kemitraan yang mewajibkan seluruh pihak memiliki tanggung jawab dan hak yang sama dan ada pun yang hanya sebagian karena sifatnya terbatas. Selain itu, besar keuntungan yang diterima oleh masing-masing pebisnis biasanya telah diatur pada MoU yang telah disepakati.
(Sumber : Detik Finance)
Contoh dari kemitraan antara lain Samsung x BTS, Produk kosmetik x Influencer, Oreo x Supreme, Chitato x Indomie Goreng, dan masih banyak lagi. Adapun beberapa keuntungan yang perlu kamu ketahui dalam menjalankan bisnis kemitraan:
- Lebih mudah untuk mendirikirannya
- Antar pihak dapat saling melengkapi
- Pengumpulan modal yang lebih mudah
Namun, tentunya dibalik kelebihan terdapat kekurangan dari kemitraan sebagai berikut:
- Utang dan kewajiban ditanggung bersama
- Sulit untuk keluar dari kemitraan
- Kehilangan kendali penuh
Lalu, setelah kita semua mengetahui plus dan minus dari masing-masing jenis bisnis model yang tersedia. Bagaimana cara menentukan bisnis model yang tepat?
Sejatinya tidak ada jawaban mutlak. Sebab, model bisnis yang paling cocok untuk bisnis bergantung pada ruang lingkup operasi dan biaya yang dimiliki. Selain itu, pilihlah bisnis model yang kamu pahami dan nyaman untuk dijalankan.
Adapun beberapa pertanyaan yang bisa kamu tanyakan pada diri sendiri untuk mengetahui bisnis model yang cocok.
- Berapa biaya awal yang dimiliki?
- Siapa target pelanggan badan usahamu?
- Bagaimana produk atau layananmu akan menguntungkan pelanggan?
- Apa langkah yang akan kamu ambil untuk meraup keuntungan?